BAHASA SEBAGAI MODAL GERAKAN SOSIAL

Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer (yang disepakati oleh dua pihak atau lebih) yang digunakan oleh suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasikan diri ( KBBI ).

Dalam penjelasan sosiolog klasik pembahasan tentang kelas sosial memang bersifat sederhana seperti Marx dengan situasi ekonomi individu. Namun sebenarnya pembahasan tersebut bisa dikembangkan bahwa kelas sosial bukan hanya tentang situasi yang ada saat ini namun usaha yang dilakukan untuk membentuk kelas sosial tersebut (mengkonstruk dan mempertahankan suatu kelas sosial) dengan berbagai cara (bukan hanya materil namun juga non-materil {mental, stigma dll}).[1] Pembentukan dan usaha mempertahankan kelas sosial selanjutnya akan kita sebut sebagai salah satu gerakan sosial.

bahasa daerah
bahasa yang disepakati tiap daerah di Indonesia

Hal yang pertama harus dipahami adalah bahasa merupakan suatu kesepakatan yang harus dipatuhi. Bahasa yang digunakan pun memiliki berbagai pertimbangan preferensi seperti tempat, keakraban, usia, situasi, agama dan hal-hal lain yang mampu mempengaruhi tingkat keberhasilan dan intensitas komunikasi tersebut. Seorang pekerja akan berbicara sopan kepada atasan karena menjaga posisi pekerjaannya agar tidak mendapatkan masalah dari atasan. Begitupun anak akan berbicara sopan kepada orang tua karena orang tua adalah pemimpin keluarga. Namun seorang teman cenderung bicara informal kepada temannya karena sudah akrab.

belajar.jpg
Pengajaran bahasa

           

Pada kenyataannya bahasa merupakan suatu pengajaran dan penyebaran nilai-nilai ideologis di masyarakat yang terus diturunkan kepada setiap generasi dan menjadi sebuah hegemoni (penyebaran nilai dominan) politis di dalam masyarakat. Seorang anggota baru di dalam masyarakat (anak yang belajar bicara atau pendatang baru yang mulai menetap di suatu daerah) diberikan suatu tuntutan yang harus diikuti agar hidupnya damai dan mendapat sambutan baik di dalam masyarakat. Hal ini dilakukan bukan hanya untuk menjaga kelangsungan kebudayaan dan aturan di dalam kelompok melainkan menjaga batasan-batasan dan posisi kelas sosial di dalam masyarakat.

cicero
M. T. Cicero sang orator dan politisi Romawi paling terkenal 

            Kenyataan lain yang harus kita pahami terhadap bahasa adalah selain menjadi alat penyebar nilai ideologis, bahasa juga mampu menjadi alat propaganda gerakan sosial yang ada di masyarakat. Contoh yang bisa kita ambil sebelum Pemilihan Presiden 2014 di Indonesia, media dan tim sukses pemenangan Pemilu Presiden bergerak mempengaruhi masyarakat dengan memberikan penilaian subjektif agar calon tertentu menjadi presiden.

Media berperan besar dalam mengarahkan stigma dan ideologi di dalam masyarakat dunia. Contoh kasus adalah fokus pemberitaan terorisme ISIS yang menjadi sorotan dunia akhirnya membuat stigma di dalam masyarakat terhadap muslim berubah dari terorisme sebagai suatu tindakan kriminal yang bisa dilakukan siapa saja menjadi nilai ideologi muslim penyebab serangan terorisme (hal ini banyak berlaku di masyarakat Eropa dan Barat).

Kita tidak akan membicarakan politik terlalu jauh, namun yang harus kita pahami pada era modern ini adalah teknologi yang semakin canggih mampu mempermudah kita membahasakan dan mendorong masyarakat untuk melakukan suatu gerakan sosial. Bahasa adalah dasar utama perubahan sosial karena dengan bahasa, kita mampu membagi nilai-nilai ideologis yang ingin kita perjuangkan juga dengan bahasa, kita mampu membuat suatu gerakan sosial.

[1] Dalam pembentukan kelas sosial melalui cara bahasa, kita bisa mendalami socio-linguistics atau ilmu yang mempelajari pengaruh antara perilaku bahasa (bahasa yang digunakan sehari-hari) terhadap perilaku sosial. Fokus socio-linguistics adalah stratifikasi masyarakat yang ditujukan oleh perbedaan padanan kata/ frase yang digunakan di dalam masyarakat untuk menunjukan kelas sosialnya.

Leave a comment